Pada Rabu, 23 Oktober 2024, dosen Program Studi Agribisnis Universitas Abdurachman Saleh Situbondo (UNARS), Puryantoro, S.P., M.P., menghadiri International Conference on Agriculture and Food Sustainability yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Dalam acara internasional tersebut, Puryantoro mempresentasikan hasil penelitiannya tentang efisiensi kinerja rantai pasok kopi, sebuah studi yang menyoroti pentingnya efektivitas dalam rantai pasok komoditas kopi untuk meningkatkan daya saing pasar.

Hadir juga dalam konferensi tersebut, Ir. Andina Mayangsari, M.M., yang merupakan anggota tim peneliti dan sekaligus Dekan Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi (FPST) UNARS. Kehadiran kedua akademisi ini merupakan upaya konkret dari UNARS dalam meningkatkan luaran publikasi penelitian yang dapat diakui secara internasional, terutama dalam prosiding terindeks Scopus.

Konferensi ini menjadi momen penting bagi para peneliti agribisnis, termasuk Puryantoro dan Ir. Andina, untuk berbagi wawasan serta memperluas jaringan kerja sama dengan akademisi dan praktisi internasional. Dalam presentasinya, Puryantoro menekankan perlunya pendekatan yang lebih efisien dalam mengelola rantai pasok, khususnya dalam sektor kopi, untuk menghadapi tantangan global dan memenuhi permintaan pasar yang semakin kompleks.

International Conference on Agriculture and Food Sustainability yang diadakan oleh Universitas Brawijaya ini berhasil menarik perhatian berbagai kalangan, baik akademisi, peneliti, maupun praktisi dari seluruh dunia. Melalui partisipasi dalam kegiatan ini, diharapkan penelitian yang dilakukan oleh dosen-dosen UNARS dapat memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan sektor pertanian berkelanjutan dan meningkatkan pengakuan internasional melalui publikasi di jurnal-jurnal ilmiah bereputasi.

Dengan mengikuti konferensi internasional ini, Puryantoro dan Ir. Andina Mayangsari menegaskan komitmen mereka untuk terus mengembangkan penelitian berkualitas tinggi yang berdampak positif pada sektor agribisnis, khususnya di Indonesia.

Tim dosen dari Fakultas Pertanian, Sains, dan Teknologi (FPST) Universitas Abdurachman Saleh Situbondo (UNARS), Dr. Ir. Endang Suhesti, M.P, bersama Nurul Silvi, S.Si., M.Si., serta Riza Rachman, SE., M.M. dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), telah memulai Program Kosabangsa di Desa Sumberkolak. Program ini bekerja sama dengan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya untuk mendukung kemandirian ekonomi lokal melalui pemanfaatan energi terbarukan.

     Program Kosabangsa ini, yang mengusung tema “Pemanfaatan Panel Surya sebagai Swasembada Tenaga Listrik dalam Upaya Kemandirian Ekonomi Wisata Kuliner dan Kelompok Tani di Bantaran Sungai Sumberkolak Situbondo”, resmi dimulai dengan kegiatan pelatihan pada tanggal 23 Oktober 2024. Pelatihan yang berfokus pada pengelolaan wisata kuliner berbasis pedesaan ini bertempat di Balai Desa Sumberkolak, dengan tujuan utama untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat melalui pemberdayaan potensi lokal.

    Ketua Program Kosabangsa, Dr. Ir. Endang Suhesti, M.P., yang juga merupakan dosen agribisnis UNARS, menjelaskan bahwa program ini bertujuan memanfaatkan teknologi panel surya untuk menciptakan kemandirian energi yang dapat menggerakkan sektor ekonomi lokal. “Kami percaya bahwa penggunaan panel surya dapat mendorong kemandirian ekonomi di desa, terutama dalam mengembangkan wisata kuliner dan sektor pertanian,” ujarnya.

    Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahapan program, diharapkan Desa Sumberkolak dapat menjadi contoh sukses bagaimana energi terbarukan dapat diintegrasikan dengan ekonomi berbasis pedesaan. Kolaborasi antara UNARS dan Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya ini menjadi bukti nyata upaya bersama untuk memberdayakan masyarakat desa secara berkelanjutan, memanfaatkan potensi lokal, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Platihan ini merupakan langkah awal dari serangkaian kegiatan yang direncanakan untuk mewujudkan kemandirian energi dan ekonomi di Desa Sumberkolak, sebagai model inovasi pembangunan desa yang berkelanjutan.